Friday, May 4, 2012

Mahasiswa Malaysia Belajar Mazhab Islam di Palembang

Selasa, 08 September 2009 | 09:07 WIB
(Vibizdaily - Nasional) Ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia tidak berpengaruh terhadap bidang pendidikan terutama ke-Islaman di Palembang. Pemerintah Malaysia terus mengirimkan mahasiswanya untuk belajar mengenai mazhab Islam di IAIN Raden Fatah, Palembang.

Tercatat ada lima mahasiswa asal Malaysia yang belajar di IAIN Raden Fatah Palembang. Kelima mahasiswa tersebut merupakan hasil program kerja sama antara IAIN Raden Fatah dengan College Islam Darul Ulum Kedah, Malaysia. Kedua perguruan tinggi itu sepakat bekerjasama dalam bidang pertukaran pelajar.


Demikian dikatakan Rektor IAIN Raden Fatah, Prof Dr Aflatun Muchtar MA, seusai kuliah umum di Ruang Multimedia IAIN, Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, Senin (07/09/2009). Katanya, kerjasama sudah berjalan sejak satu tahun lalu. Namun, operasional pengiriman mahasiswa baru dilaksanakan sekarang.


Kelima mahasiswa tersebut terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan. Kelimanya lulusan dari CIDUK Jurusan Syariah. Di Indonesia CIDUK mirip seperti Politeknik di Indonesia.


Hanifi, salah satu mahasiswa, menyebut Palembang adalah saudara serumpun Malaysia. Dalam hal ke-Islaman, seorang alim ulama asal Palembang yakni Abdusshomad Falimbani sangat tersohor di negeri itu.


Kebesaran sejarah Islam di negeri Sriwijaya itu bakal dikoreknya dengan melakukan napak tilas tentang sejarah keislaman yang ada di Kota Palembang.


"Ini tidak ada hubungannya dengan aksi klaim," katanya.


Selain kebesaran Islam di Palembang, mereka juga berniat mendalami perbedaan mazhab yang dikenal di dunia Islam. Fakultas Syariah Jurusan Perbedaan Mazhab dipilih selama menjadi mahasiswa di IAIN Raden Fatah.


Ketertarikan mengambil jurusan tersebut karena Malaysia hanya menganut satu mazhab saja yakni mazhab syafei. Mazhab tersebut menjadi darah daging dalam kehidupan umat Islam di negeri Jiran itu. Saking lekatnya, negara menjadikan mazhab syafei sebagai mazhab negara.


"Banyak masyarakat yang tidak mengenal mazhab diluar Syafei. Itulah mengapa kami memilih jurusan ini karena lebih penting penggunaannya di Malaysia," terangnya.


Setelah mendapatkan ilmu tentang perbedaan mazhab itu, Hanifi berniat menerapkannya di negerinya kelak. Dengan begitu, keragaman islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin dapat terwujud di negaranya.


Andi Saputra, mahasiswa Ushuluddin IAIN Raden Fatah, menilai kedatangan kelima mahasiswa asal Malaysia menunjukkan pendidikan kita lebih maju. Meski maju dalam hal teknologi, Malaysia tetap saja masih perlu belajar dengan Indonesia.


"Masalah budaya dan pendidikan tidak bisa disamakan. Pendidikan bersifat bilateral. Siapa saja bisa belajar," katanya menanggapi usaha Malaysia mengklaim beberapa budaya Indonesia.


Jika pun setelah belajar di Indonesia lalu Malaysia melejit di bidang pendidikan, bukan karena kepintaran melainkan kelebihan fasilitas. Sebagaimana diketahui, ketertinggalan pendidikan di Indonesia disebabkan fasilitas penunjang masih kurang.


Walaupun begitu, Indonesia patut berbangga menanamkan kader asal Malaysia yang menerapkan ilmu yang mereka pelajari ke masyarakatnya. "Paling tidak mereka nantinya terdaftar sebagai alumni IAIN," katanya.
(rs/RS/dtc)

Rektor IAIN Tanggapi Dugaan Penyelewengan Bangub


Ditulis oleh Admin   
Sabtu, 17 April 2010 13:58
Palembang, Situs Hukum
Kisruh dana hibah Pemprov Sumsel untuk bantuan pendidikan (Bangub Sumsel) sebesar Rp 3,7 M kepada IAIN Raden Fatah dan semapt diralat Humas IAIN Raden Fatah Palembang Suryadi, SH bahwa bantuan hanya sebesar Rp 3 M beberapa waktu lalu ditanggapi dingin oleh Rektor IAIN Raden Fatah Palembang Prof.Dr.Aflatun Muchtar, MA.
Seperti diketahui Bangub berjumlah milyaran rupiah ini disinyalir oleh mahasiswa, khususnya Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPK) IAIN Raden Fatah diselewengkan oleh pejabat kampus. Pasalnya dana yang menurut mereka semestinya digunakan untuk untuk pembangunan asrama mahasiswa malah digunakan untuk perbaikan fasilitas dan pembiayaan beasiswa dosen S2. Ironisnya lagi, pembiayaan beasiswa dosen S2 menurut mereka dihambat oleh pihak rektorat. “ Dana hibah sebesar Rp 3 M tersebut siap di pertanggungjawabkan penggunaannya. Saya siap di konfrontir dengan Pemda dan Biro Keuangan IAIN,”ujarnya saat di wawancarai Wartawan sesuai forum Dialog Rektorat dengan BEM Fakultas, BEM Jurusan dan BEM Institut di IAIN Raden Fatah Palembang kemarin (16/4).
Mengenai penyimpangan dana beasiswa bagi dosen S2 seperti yang dikeluhkan oleh Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPK) IAIN Raden Fatah, Aflatun pun menampiknya. “Tidak ada dosen yang dihambat terkait permasalahan pengajuan proposal untuk menempuh S2. Semua pengajuan memakai mekanisme aturan yang ditetapkan oleh kampus,”kilahnya.
Dalam forum dialog yang berlangsung pukul 11.00 WIB kemarin, Aflatun memang menegaskan pada akhir April ini akan menggelar pertemuan dengan ketiga unsur, mahasiswa rektorat dan pemprov. ”Ini masih tahap mendengar aspirasi mahasiswa yang menginginkan pemaparan pelaporan keuangan termasuk prosedur pengunaan dana tersebut,”imbuhnya. Sementara Wakil Bem IAIN Raden Fatah Romanza yang mengikuti pertemuan tersebut mengatakan secara prinsip tuntutan ketiga unsur tadi belum mencapai titik temu atau mengambang. ”Kami ingin minta kejelasan dari pihak rektorat beserta konferensi pers apabila pihak rektorat tetap pada pendiriannya bahwa dana tersebut sudah sesuai dengan prosedur. Tapi kami menghargai itikad baaik Rektor yang mau berdialog dengan kami,”ujaarnya.
Pihaknya merasa belum puas karena penggunaan dana serta prosedurnya yang dibahas dalam pertemuan akhir April nanti hanya akan di jawab pihak rektorat secara tertulis. ”Kalau memang dana tidak diselewengkan silakan pihak rektorat melakukan konferensi pers,”tantangnya. Ia mengaku sesungguhnya meragukan itikad dari pihak rektorat. Berkaca dari keinginan BEM aagar pihak rektorat menginventarisasi masalah-masalah yang ada di tubuh IAIN beberapa waktu lalu namun tidak ditanggapi.
Nah, lanjut Romanza pihak BEM akan fokus mengawal masalah dana hibah pemprov sebesar Rp 3 M tersebut beserta target waktu penyelesaiannya. ”Semua dana yang dianggarkan oleh rektorat untuk kepentingan kampus akan kami lihat bukti realnya dan apabila tidak sesuai maka BEM akan menggugat rektorat. Dan agar tidak keluar dari koridor yang disepakati pihak BEM ingin ada MoU dengan rektorat untuk mengawal masalah ini,”tuturnya.

Proses Pemilihan Rektor IAIN Disoal


PDF Print
Monday, 28 March 2011
PALEMBANG – Kembali terpilihnya Prof Dr Aflatun Muchtar sebagai rektor IAIN Raden Fatah (RF) Palembang periode 2011– 2015 dinilai cacat hukum,karena diduga tidak mematuhi keputusan Menteri Agama tentang Statuta No 13/2008.
Salah satu Senator IAIN Raden Fatah Prof Dr Hatamar di Palembang mengatakan,selain tidak kuorumnya pemilihan yang disebabkan adanya aksi walkout dari 11 senator yang terdiri atas beberapa profesor, pemilihan tersebut digelar tanpa pemaparan laporan keterangan pertanggung jawaban rektor (LKPJ) tahun 2010. Kemudian,dalam pemilihan tersebut,mahasiswa hanya menjadi penonton tanpa sumbangan suara.

Selain itu,pemilihan tersebut tidak diinformasikan secara luassepertihalnya didaerahlain, seperti Padang. “Kita bukan ingin mempermasalahkan ini,bahkan sampai menggugat. Akan tetapi, kita ingin pemilihan ini sesuai aturan yang berlaku pada statuta. Oleh karena dari awal kita mengetahuinya banyaknya pelanggaran terhadap pemilihan ini, makanya kita memilih walkout,”ujarnya,Sabtu (26/3).

Dengan banyaknya kejanggalan ini, menurut Dekan Fakultas Adab ini, pihaknya mengingatkan para sivitas akademika di IAIN Raden Fatah untuk mempertanyakan kondisi ini kepada Menteri Agama melalui Dirjen Agama,apakah kondisi ini syah atau tidak. Sebab, yang melantik rektor yang terpilih pada Agustus nanti adalah menteri. “Sidang senat yang dilakukan untuk pemilihan rektor tersebut terkesan dipaksakan. Lembaga ini bukan milik suatu golongan,melainkan milik bersama yang dapat mengakomodir semua hal.

Hal inilah yang kita tekankan sehingga pemilihan ini sesuai aturan yang berlaku,” sebutnya. Dari 11 senat yang walkout, lima di antaranya profesor, yakni Prof Dr H Holidi,Prof Dr Amin Suyitno, Prof Dr Hatamar, Prof Dr Sayuti,dan Prof Dr H Jalaludin, meskipun tidak hadir,beliau menyetujui untuk walkout. Kemudian, terdapat tiga orang senat yang tidak sah suaranya berdasarkan syarat.

“Berdasarkan surat Kepala Biro Hukum Kementerian Agama RI,mempertanyakan status keanggotaan PR IV dan masa tiga periode sebagai anggota senat adalah bertentangan dengan Pasal 23 ayat 1.Kemudian, keberadaan Direktur Pascasarjana sebagai utusan senat dan dosen yang telah tiga periode bertentangan dengan statuta. Jadi, jelas pemilihan ini tidak kuorum dan kita harapkan lingkungan sivitas untuk mempertanyakan kondisi ini,”tukas dia. Senada diungkapkan senator lainnya,Prof Dr Amin Suyitno.

Menurut dia, berdasarkan statuta IAIN Raden Fatah Palembang, pemilihan rektor harus diinformasikan secara nasional seperti yang telah dilakukan di Padang.Akan tetapi, di Kota Palembang tidak demikian dengan alasan SDM di Palembang sudah cukup.Padahal, informasi tersebut sangat penting guna transparansi dan keterbukaan. Jangan takut banyak saingan, makanya pemilihan ini terkesan tertutup. “Sebelum dilakukan pemilihan, kita sudah sampaikan aturan yang sesuai statuta IAIN Raden Fatah Palembang dan aturan Kementerian Agama RI.

Akan tetapi, karena kalah suara,kita tidak dapat berbuat banyak, misalnya pemilihan harus diinformasikan, rektor harus menyampaikan LKPJ 2010 sebelum pemilihan,suara mahasiswa dilibatkan dan aturan lainnya. Untuk itulah, sebagai langkah kita walkout karena menilai pemilihan tersebut terlalu dipaksakan. Untuk itu,kita minta semua pihak sivitas menilai ini dan mempertanyakannya ke Kementerian Agama RI,”ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Rektor IAIN RF Apriantoni ketika dikonfirmasi membantah jika pemilihan Rektor IAIN Raden Fatah tidak sesuai statuta dan peraturan Menteri Agama RI. Sebab, sebelum dilaksanakannya pemilihan,semua aturan telah dibahas di hadapan semua senat dan mereka setuju. Untuk itu, pemilihan tetap dilaksanakan.“ Pemilihan tersebut sesuai statuta dan aturan.

Di mana,pada 3 Maret,tata tertib pemilihan telah dibuat dan ditetapkan atas persetujuan senat. Jadi, mekanisme dan prosedural jelas dipakai karena anggota senat telah menyepakati,” katanya. Sebelumnya, pada pemilihan rektor yang digelar di kampus Pascasarjana IAIN RF,Aflatun meraih suara terbanyak dengan mengantongi 17 dari 19 total suara senat.

Di mana,bursa pemilihan rektor ini diikuti empat calon, yakni Prof Dr Aflatun Muchtar,Prof Dr Cholidi, Dr Musnur Heri,dan Dr Ismail. Keempat calon ini telah memaparkan visi dan misinya di hadapan 160 panelis perwakilan senat, dosen, karyawan, mahasiswa, serta beberapa akademisi, lain seperti pengamat pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) Prof Waspodo dan ahli manajemen Sumsel Dr Zainal. yayan darwansah 
 
 
 

LPM IAIN Raden Fatah Palembang Selenggarakan KKN Tematik Posdaya Berbasis Masjid

http://gemari.or.id/artikel/5346.shtml
 
Ajakan Yayasan Damandiri untuk mengembangkan program pemberdayaan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) mendapat sambutan antusias dari kalangan kampus. Termasuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan. Mereka akan memanfaatkan pemberdayaan tersebut melalui kuliah kerja nyata (KKN) Tematik Posdaya.
Dengan KKN Tematik Posdaya menjadikan pelaksanaan KKN menjadi lebih berdaya guna karena ada unsur pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan sasaran yang jelas. Dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) IAIN Raden Fatah Palembang beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan sosialisasi dan pembekalan kepada para mahasiswa, yang dilaksanakan pada 9 Agustus 2011, di Gedung Akademik Center IAIN Raden Fatah Palembang.
KKN Tematik Posdaya berbasis masjid ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) IAIN Raden Fatah Palembang. Acara sosialisasi KKN Tematik Posdaya disambut antusias oleh mahasiswa yang telah menunggu kedatangan rombongan dari Yayasan Damandiri. Hal ini ditandai dengan banyaknya umbul-umbul dan spanduk yang bertuliskan Posdaya terpasang di area kampus IAIN Raden Fatah Palembang.
Hadir pada acara tersebut antara lain Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Deputi Direktur Bidang Kewirausahaan Dr Mazwar Noerdin, Asisten Deputi Bidang Kerja sama Program Drs FX Riswadi, Deputi Direktur Umum Dr Mulyono D Prawiro, MBA. Selain itu hadir pula Rektor IAIN Raden Fatah Palembang Prof Dr H Aflatun Muchtar, MA, Staf Ahli Bidang Sosmas dan SDM Walikota Palembang H Fathoni Syariff, Ketua LPM IAIN Raden Fatah Palembang Dr Muhajirin, MA, dan Ketua LPM Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Dr Hj Mufidah Ch, MAg.
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) adalah pelaksanaan dharma ketiga dari Tri Dharma perguruan tinggi. Seiring dengan perjalanan IAIN Raden Fatah Palembang, LPM pada mulanya mengkoordinasi kegiatan pengabdian masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini adalah program nasional yang bertujuan agar dunia perguruan tinggi selalu berusaha bijak dengan mengimplementasikan pengetahuan mereka pada masyarakat.
Pada perkembangan selanjutnya, LPM berupaya mengembangkan diri dengan program-program lainnya yang juga merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat, seperti Program Bina Desa yang dilaksanakan oleh para dosen, dan distribusi Sarjana Pendamping Masyarakat ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan para sarjana agama untuk memberikan pencerahan pada masyarakatnya. Dari hasil evaluasi, program ini sangat signifikan dalam meningkatkan pemahaman keagamaan yang lebih komprehensif bagi masyarakat yang sangat minim pengetahuan keagamaannya.
Menurut Ketua LPM IAIN Raden Fatah Palembang Dr Muhajirin, MA, KKN regular yang telah dilaksanakan sudah angkatan yang ke-58, sedangkan untuk KKN Tematik Posdaya ini merupakan yang pertama dan diharapkan akan memberikan pencerahan dalam KKN-KKN berikutnya. KKN Tematik Posdaya berbasis masjid yang dilaksanakan IAIN Raden Fatah pada bulan Agustus dan September 2011 akan melibatkan mahasiswa berjumlah 258 orang dengan 5 orang DPL di tiga kecamatan serta 30 kelompok.
Muhajirin berharap, mudah-mudahan mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang khususnya, dapat memberikan kontribusi maksimal dalam rangka menyukseskan berbagai program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Palembang. “Kita ingin Kota Palembang ini seiring, senada, seirama semua programnya dengan program Damandiri,” paparnya.
Karena yang menjadi pionirnya adalah UIN Malang, maka sengaja pada acara sosialisasi KKN Tematik Posdaya IAIN Raden Fatah ini, Yayasan Damandiri juga menghadirkan Ketua LPM Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Dr Hj Mufidah Ch, MAg untuk mempresentasikan KKN Tematik Posdaya kepada para mahasiswa.
Dalam sambutannya Rektor IAIN Raden Fatah Palembang Prof Dr H Aflatun Muchtar, MA menyambut baik adanya KKN Tematik Posdaya yang digagas oleh Prof Dr Haryono Suyono. “Kami berharap akan memberikan makna yang positif, kontribusi yang besar bagi pengembangan, pembekalan kepada mahasiswa kami yang akan terjun ke tengah-tengah masyarakat. Insya Allah paparan-paparan yang akan disampaikan merupakan sesuatu hal sangat berharga untuk dijadikan bekal terjun ke tengah-tengah masyarakat,” kata Prof Aflatun Muchtar.
Dengan semangat untuk memberikan kontribusi positif untuk membangun Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) menjadi lebih maju, berdaya guna, memberikan manfaat bagi masyarakat dan tentunya bekal bagi para mahasiswa yang kelak terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Prof Dr Aflatun menambahkan, “Karena beliau sudah berkeliling ke berbagai provinsi, sudah bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, ini sebuah hal yang sangat positif. Sejak kita kecil, sudah melihat beliau di layar televisi terutama yang berkaitan dengan Keluarga Berencana (KB), sampai sekarang beliau eksis, memimpin sebuah yayasan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat. Beliau adalah tokoh yang patut kita teladani untuk membangun bangsa dan negara sekarang dan akan datang.”
Tak heran ia pun krmudian mengaku bangga, kagum, dan merasa besar dihadiri oleh seorang tokoh nasional Prof Haryono Suyono. “Dan sayang kalau tidak ada pejabat-pejabat yang tidak hadir karena momen ini sulit terjadi, mahal harganya, sulit dicari dan belum tentu kesempatan lain beliau dapat datang ke sini. Untuk itu kami merasa bangga atas kehadiran Prof Dr Haryono Suyono,” ucapnya lagi meykinkan.

Gedung IAIN RF Segera Di Bangun


PDF Print
Monday, 09 January 2012
PALEMBANG –Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang segera memulai proyek pembangunan kampus barunya di kawasan Jakabaring, pada pertengahan 2012 ini atau paling lambat awal 2013, mendatang.


Pembangunan akan menggunakan dana bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank-ADB) dan pemerintah pusat dengan total biaya USD41 juta. Rektor IAIN Raden Fatah Aflatun Mochtar mengatakan, lahan kampus baru IAIN Raden Fatah itu sendiri berasal dari tanah hibah pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) seluas 35 hektar (ha) di kawasan Jakabaring, Palembang.

”Proses awal saat ini, akan diselesaikan sertifikat tanah untuk lahan seluas 15 hektare. Selebihnya akan kita rencanakan lagi ke depan,”ujar Aflatun di Islamic Centre, IAIN Raden Fatah Palembang,kemarin. Lebih lanjut, Aflatun menjelaskan, masih seperti rencana semula, kampus baru IAIN Raden Fatah, yang bakal berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah tersebut,akan dibangun satu kompleks dengan Islamic Centre dan Masjid Sriwijaya,di atas lahan seluas 35 ha ini. Alfian menjelaskan, pihaknya saat ini baru akan menghadap menteri agama untuk memohon dukungan, terkait proses perubahan IAIN Raden Fatah menjadi UIN tersebut.

”Setelah semua bangunan (Islamic Centre dan Masjid Sriwijaya) tersebut selesai,maka akan menyatu menjadi segitiga emas dengan IAIN Raden Fatah,”imbuh Aflatun. Aflatun menjelaskan, untuk memenuhi proses pergantian nama dan status menjadi UIN ini,pihaknya pun akan memenuhi seluruh prosedur dan persyaratan yang diharuskan. Seperti penambahan fakultas eksak,yang untuk tahap pertama akan dibangun fakultas sains dan teknologi,diteruskan dengan fakultas dari disiplin ilmu eksakta lainnya. Ini akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Sumsel.

Terpisah, Ketua Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya Palembang (YWMSP) Zamzami Achmad menyatakan, secara formal pihaknya mendapat hibah lahan seluas 18 ha, dari total keseluruhan lahan 35 ha tersebut. Mantan Ketua DPRD Sumsel ini menambahkan, sedikitnya dibutuhkan dana mencapai Rp1 triliun untuk pembangunan masjid yang rencananya akan menjadi masjid terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara ini. ”Kita sudah meminta Pemprov untuk menerbitkan Perda terkait pembebasan lahan seluas 35 hektare tersebut,”kata Zamzami.

Untuk itu,menurut Zamzami, YWMSP berharap agar Pemprov dapat secara bertahap menyelesaikan persoalan pembebasan lahan, yang di lapangan masih terjadi penolakan dari masyarakat. Mereka yang merasa belum sepenuhnya menerima ganti rugi tanam tumbuh atas lahan yang ditempatinya. Mereka akan digusur untuk pembangunan kampus masjid dan Islamic centre tersebut.

Lebih lanjut,sesepuh Partai Golkar Sumsel ini mengakui, saat ini pihaknya telah mulai mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Masjid Sriwijaya ini. Meski dari kebutuhan Rp1 triliun, baru terkumpul Rp4 miliar saja,yang berasal dari hibah pihak ketiga. dedy sagita 

BNI Syariah Lakukan Tes Penerimaan Karyawan di IAIN Raden Fatah

PALEMBANG, Sumselpost.com- PT Bank BNI Syariah kembali membuka peluang kerja untuk wilayah sumatera selatan dan sekitarnya, walk in interview yang dilaksanakan di kampus universitas IAIN raden fatah Palembang yang diikuti kurang lebih 1500 pelamar dan disaring untuk mengisi posisi diantaranya asisten teller, teller, asisten tenaga pemasaran, costumer service, asisten penyelia pemasaran, asisten penyelia layanan, asisten analis, coordinator analis, coordinator control, dan pimpinan cabang pembantu mikro.
Dari semua posisi tersebut pelamar yang lulus seleks akan ditempatkan di kantor cabang BNI Syariah dan kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah sumbagsel diantaranya Baturaja, Prabumulih, Tugu Mulyo, Martapura, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Hal ini dikatakan Budi Aristianto selaku Head Divisi Business Mikro Bank BNI Syariah Indonesia saat dijumpai sumsel post pada Sabtu (21/1) kemarin mengatakan pelamar yang lulus tes wawancara akan diberitahu via sms lalu kemudian melewati tahap tes minat bakat, psikotest, kesehatan dan apabila telah lulus maka calon karyawan tersebut akan di training serta ditempatkan di KCU dan KCP Bank BNI Syariah untuk wilayah sumbagsel dan sekitarnya.

Ia juga menambahkan jumlah pelamar yang mengikuti tes wawancara akan dibatasi hanya 1500 pelamar saja dan lebihnya akan kita lanjutkan 2 bulan kedepan yang kembali akan dibuka lowongan kerja untuk 5 kantor di wilayah/area Palembang, bagi pelamar yang diutamakan adalah fresh graduated sekitar 60% dan 40% yang berpengalaman. Tahapan tes wawancara hanya dilaksanakan satu hari lalu kemudian apabila peserta/pelamar lulus akan diinformasikan via sms dan maju ke tahap selanjutnya.

Sementara untuk target pencapaian market share Bank BNI Syariah tahun 2012 Budi mengatakan 60 kantor (nasional) terdiri dari 44 Kantor cabang pembantu mikro (KCP), 12 kantor cabang mikro, untuk produk sendiri Bank BNI Syariah yakni produk pembiayaan mulai 500 ribu hingga 500 juta termasuk gadai/rahn, sedangkan penyaluran untuk pengusaha mikro disediakan sekitar 600 Miliyar sampai akhir tahun 2012. (Ario R)


http://www.sumselpost.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4353:-bni-syariah-lakukan-tes-penerimaan-karyawan-di-iain-raden-fatah&catid=78:pendidikan&Itemid=421 

Mahasiswa IAIN Raden Fatah Tuntut Demokratisasi Dalam Pemilihan Rektor

Dalam beberapa hari ke depan, tepatnya tanggal 25-26 maret 2011, kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah akan menggelar pemilihan rektor yang baru.
Merespon momentum pemilihan rektor itu, mahasiswa IAIN Raden Fatah menggelar mimbar bebas di lapangan parkir Tarbiyah. Mahasiswa menyerukan agar proses pemilihan rektor nanti bisa berlangsung demokratis dan terbuka.
Mimbar bebas ini dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus, dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Mimbar bebas ini diharapkan menjadi ajang sosialisasi kepada massa mahasiswa terkait agenda pemilihan rektor itu.
Muhammad Chandra, wakil BEM yang menyampaikan pidato, mengatakan bahwa proses pemilihan rektor mendatang sangat penting untuk diperhatikan mahasiswa karena menyangkut masa depan seluruh civitas akademika di IAIN Raden Fatah.
Sementara orator lainnya, Okta Hendra, sekretaris LMND komisaritas IAIN Raden Fatah, menegaskan bahwa perkembangan kampus IAIN Raden Fatah sampai sekarang masih menyisakan begitu banyak persoalan, antara lain: transparansi anggaran universitas, perbaikan fasilitas kampus, dan tata-hubungan yang lebih demokratis di kampus.
“Dengan proses demokratis dalam pemilihan rektor nanti, kita berharap bisa menemukan figur yang tepat, yaitu orang yang bisa membawa kampus ini pada kemajuan,” katanya.
Untuk itu, sehubungan dengan pemilihan rektor tadi, mahasiswa mengajukan tiga kriteria pokok: bebas dari kasus hukum, punya visi untuk memimpin dan memajukan kampus, dan sanggup melakukan reformasi birokrasi.
Menurut rencana, mahasiswa akan menggelar acara mimbar bebas ini selama tiga hari. Pada hari pertama mahasiswa akan melakukan orasi-orasi, kemudian pada hari kedua diadakan aksi teatrikal, dan dihari ketiga akan digelar diskusi terbuka.
Permendiknas dan mekanisme pemilihan rektor
Sementara itu, pejabat rektor IAIN Raden Fatah saat ini, Prof Dr Aflatun Muchtar, meminta agar pemilihan rektor di perguruan tinggi negeri dikembalikan seperti semula, yaitu diserahkan sepenuhnya kepada kampus.
Pernyataan ini dikeluarkan untuk menanggapi keluarnya Permendiknas No 24 Tahun 2010, yang menyebutkan bahwa Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) punya hak suara 35% dalam pemilihan rektor.
Prof Dr Aflatun Muchtar menganggap Permendiknas ini bisa mengebiri hak otonom kampus dan mengganggu keharmonisan di dalam kampus.
Sebelumnya, ketua Forum Rektor Indonesia, Badiah Perizade, menyatakan bahwa pihaknya akan segera membahas Permendiknas ini, karena dianggap bisa mematikan proses demokratis di kampus.
Persoalan Permendiknas ini muncul saat pemilihan rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dimana diduga kuat ada intervensi dari Mendiknas Mohammad Nuh dengan menggunakan Permendiknas.
Pada saat itu, Prof. Ir. Priyo Suprobo, selaku incumbent, unggul dengan perolehan 60 suara, sedang dua pesaingnya, Prof. DR. Triyogi Yuwono dan Prof. Daniel M Rosyid, masing-masing hanya mendapatkan 39 dan 3 suara. Namun, karena intervensi Mendiknas melalui peraturan tadi, maka yang dijadikan pemenang dan dilantik sebagai rektor adalah Prof. Dr. Triyogi Yuwono.
Sementara itu, di kalangan mahasiswa IAIN Raden Fatah sendiri muncul keinginan agar proses pemilihan rektor bisa dilakukan secara terbuka dan dengan voting yang diumumkan terbuka.